Rabu, 16 Februari 2011

Apa Artinya Kemenangan Arcade Fire?

 
Awards biasanya bukanlah acara penghargaan yang memberikan kejutan berarti. Setidaknya, kejutan yang lebih sering muncul dari ajang penghargaan Grammy adalah baju-baju unik, bahkan aneh, oleh para musisi yang datang.

Dari daftar para penampil di malam penghargaan, seperti Lady Gaga, Justin Bieber, Katy Perry, Eminem, Rihanna, dan Bruno Mars, menunjukkan bahwa Grammy adalah penghargaan yang cenderung ‘aman’. Setidaknya para penikmat musik dan pengamat selebritas sudah awam dengan nama-nama mereka.

Maka, ketika sebuah band relatif tak dikenal bernama Arcade Fire memenangkan salah satu penghargaan bergengsi Album Terbaik Tahun Ini (album of the year), terjadilah gegar budaya. Setidaknya magnitude gegar budaya yang terjadi pasca-kemenangan Arcade Fire itu cukup kuat untuk kemudian menghasilkan sebuah meme internet.

Coba saja tengok whoisarcadefire.tumblr.com. Blog tersebut penuh dengan tangkapan layar tweet atau status Facebook dari orang-orang yang mengungkapkan ketidaktahuan atau keterkejutan mereka atas kemenangan Arcade Fire. Kebanyakan juga mengharapkan Lady Gaga atau Justin Bieber yang akan memenangkan kategori itu. Dan sangat kocak sebenarnya membaca betapa begitu berapi-apinya kemarahan orang atas kemenangan Arcade Fire.

Saya termasuk yang terkejut. Saya tahu dan pernah mendengar album-album Arcade Fire, tetapi ketika mengetahui siapa saja saingan mereka dalam kategori Grammy itu, saya sama sekali tak berpikir mereka akan menang.

Kemenangan Arcade Fire bukanlah satu-satunya kejutan yang terjadi pada Grammy malam itu. Terpilihnya musisi jazz Esperanza Spalding sebagai pendatang baru terbaik, mengungguli Justin Bieber (!), adalah kejutan lain.

Bahkan atas kemenangan Spalding, para penggemar Bieber menjadi perusak. Mereka menyabotase halaman Wikipedia yang memuat profil Esperanza Spalding.

Kemarahan para penggemar Gaga atau Bieber seolah menjadi bukti bahwa sudah ada pengharapan tertentu terhadap siapa yang ‘selayaknya’ memenangkan Grammy. Bahwa penghargaan ini lebih sering menjadi cap popularitas dan ukuran arah tren industri musik. Lalu apa artinya kemenangan Arcade Fire (dan bahkan Spalding) pada salah satu kategori bergengsi Grammy?

Kemungkinannya besar bahwa kini karya-karya mereka dapat dikenal oleh khalayak yang lebih luas.

Arcade Fire memang terkenal di kalangan indie, tapi apakah mereka sudah memenuhi atau melewati standar popularitas di skala yang sama seperti Gaga dan Bieber? Dari rentetan omelan ‘who is Arcade Fire’, tentu bisa kita simpulkan, belum (Terlepas dari angka penjualan album The Suburbs mereka mencapai 156 ribu kopi di Amerika Serikat mengalahkan album Recovery dari Eminem yang terjual 152 ribu kopi saat diluncurkan, dan langsung mencapai posisi nomor satu chart Billboard). Maka memenangkan Grammy seolah menjadi momentum pengenalan mereka pada konsumen musik arus utama.

Pengaruh Grammy pada angka penjualan The Suburbs atau pada popularitas Arcade Fire secara keseluruhan memang masih harus kita lihat. Tetapi, kemenangan Arcade Fire juga berpotensi memunculkan preseden baru dalam aturan main industri musik.

Dalam memproduksi album terakhir mereka, band asal Kanada ini tidak terikat dengan label besar sehingga mereka memegang total kendali artistik penggarapan album.

Model bisnis ini memang tidak sepenuhnya baru, tapi kesan yang dimunculkan dari kemenangan Grammy mereka adalah, industri musik mau memberi penghargaan pada musisi yang sangat sedikit berkompromi saat menggarap album. Dan penghargaan ini diberikan di tengah kesuksesan luar biasa seorang bintang bentukan label musik seperti (siapa lagi?) Justin Bieber.

Yang pasti, memenangkan Arcade Fire adalah menghargai sesuatu yang di luar pengharapan kebanyakan orang akan Grammy.

0 komentar:

Posting Komentar